
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi mahasiswa di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan mahasiswa, dosen juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para mahasiswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi mahasiswa akan merasa canggung berbicara dengan dosen dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, dosen juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan mahasiswa. Oleh karena itu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis telah dilakukan upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yang memotivasi mahasiswa dapat belajar dengan giat dan berprestasi.
Beberapa hal yang dilakukan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah:
- Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda. Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan mahasiswa, baik sesama dosen maupun antar mahasiswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai dosen, Anda dapat menjelaskan kepada mahasiswa bahwa tidak akan ada mahasiswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada mahasiswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.
- Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa Anda. Jika mahasiswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri mahasiswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali mahasiswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai dosen, membangun kepercayaan diri mahasiswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat mahasiswa merasa sedang ingin didengarkan.
- Jangan ragu memberikan pujian kepada mahasiswa. Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, “Oh, itu ide yang sangat bagus” ,atau “Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.
- Beri pertanyaan yang mudah dijawab. Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak mahasiswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh mahasiswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih mahasiswa untuk berbicara. Saat mahasiswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada mahasiswa yang sudah berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
- Biarkan mahasiswa mengetahui mata kuliah sebelum kelas dimulai. Minta agar para mahasiswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para mahasiswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”.
- Kontrol para mahasiswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak mahasiswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa mahasiswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secara pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
Selain itu, keakraban antara dosen dan mahasiswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi mahasiswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan mahasiswa akan lebih mudah menangkap mata kuliah. Mahasiswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan membuat mahasiswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan dosen memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara dosen dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.