
Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso yang merupakan alumni Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1984 mengelompokkan tiga jalan yang kerap diambil para lulusan baru.
Sebelumnya Dwi menjelaskan, persaingan untuk mendapatkan pendidikan dari perguruan tinggi sangat ketat. Sebagai perbandingan, hanya 1:11 orang Indonesia yang berhasil menempuh pendidikan S1, dan hanya 1:250 orang bisa menempuh S2, serta 1:2.500 orang yang bisa menempuh S3.
“Sebagai para intelektual, tentunya kita harus menjadi orang yang dapat menyelesaikan permasalahan di negeri ini atau problem solver,” tegas Dwi dalam webinar bertajuk “Know Yourself and Achieve Your Dream Job” di Perayaan Wisuda Oktober ITB 2021, beberapa waktu lalu.
Ia mengelompokkan tiga jalan yang kerap diambil para lulusan baru. Tiga jalan tersebut yaitu melanjutkan studi, bekerja, dan menjadi pengusaha.
Direktur Utama PT Telkom Indonesia yang merupakan alumni Teknik Elektro ITB angkatan 1982, Ririek Ardiansyah bercerita tentang pilihan jalan yang ia ambil setelah lulus.
Pada kesempatan yang sama, Ririek menceritakan perjalanan kariernya setelah lulus dari ITB hingga akhirnya berhasil menjadi direktur utama. Beberapa bulan setelah lulus dari ITB, ia memulai kariernya dengan bekerja di Telkom Indonesia (dulu bernama Perumtel). Saat bekerja di Telkom, ia mendapatkan kesempatan untuk melakukan training pada bidang satelit dan bekerja di Amerika Serikat selama hampir dua tahun. Perjalanannya di Amerika Serikat menjadi “game changer” yang merubah dirinya.
Lalu, setelah kembali dari Amerika Serikat, ia ditugaskan untuk masuk ke dalam anak perusahaan Telkom Indonesia saat itu yang bernama Satelindo pada tahun 1994. Menurutnya, jika saat itu ia tetap di Telkom, mungkin ia hanya dapat mempelajari satu bagian kecil pada perusahaan yang sangat besar. Namun saat di Satelindo, ada kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dari A sampai Z di berbagai bidang.
“Kita harus mau melakukan deep learning dan jangan hanya berpaku pada hal yang kita mau dan tahu karena kita tidak akan tahu ke depannya pengetahuan apa yang akan dibutuhkan,” ujar Ririek. Setelah lima tahun bekerja di Satelindo, ia kembali ke Telkom. Namun, posisi serta gaji yang didapatkannya di Telkom tidak setinggi di Satelindo. Gajinya di Telkom pun saat itu hanya sekedar seperempat gajinya di Satelindo. “Saat itu rasanya lima tahun pengalaman kerja saya di Satelindo seperti direset. Namun, bersyukurnya di sisi lain banyak pelajaran yang saya dapat dan hal-hal tersebut berguna pada kehidupan saya,” ucapnya.
Melalui pengalaman tersebut, ia percaya bahwa ketika kita mengalami hal yang kurang mengenakan, kita akan merasa hal itu tidak baik. Padahal, lanjut dia, bisa jadi pada langkah-langkah ke depannya, hal tersebut menjadi pengalaman yang bermanfaat dan membawa kebaikan. Setelah menempuh perjalanan hidup yang panjang, akhirnya pada tahun 2007 ia menjadi Direktur Marketing and Sales di PT Telin dan akhirnya pada tahun 2019 ia menjadi Direktur Utama PT Telkom Indonesia. Pada webinar ini, Ririek memberikan berbagai pelajaran untuk menjalani hidup pasca wisuda. “Pertama, dunia ini sangat dinamis dan kita harus adaptif, fleksibel dan siap menghadapi perubahan. Kita boleh berharap, tapi kita juga harus tahu bahwa kita tak punya full control terhadap hal yang terjadi di sekitar kita,” ujarnya. Ia juga menganjurkan mahasiswa ITB harus bersosialisasi. “Ketika memasuki dunia kerja, EQ dan soft skills menjadi hal yang sangat terpakai,” tegas Ririek. Selain itu, hal yang sangat penting untuk kita miliki adalah empati, bersosialisasi, memiliki motivasi pribadi, berpikiran positif dan terbuka, berkomitmen, adaptif dan jangan pernah berhenti belajar untuk memperluas pengetahuan.
Jadilah bermakna untuk sekitar Apapun pilihan yang diambil, Dwi menambahkan sebagai manusia, para mahasiswa dan lulusan harus jadi bermakna dan bermanfaat untuk sekitar. “Selain itu, apapun profesi kita, terdapat beberapa sifat entrepreneurial yang bermanfaat untuk dimiliki seperti optimisme, toleran, pantang menyerah, dan konsistensi,” imbuh dia. Menurutnya juga, sebagai manusia terutama lulusan baru, kita harus hidup bahagia. Kebahagiaan dalam hidup dapat dicapai dengan mencari hal yang kita cintai, mengatur stres agar tak berlebihan, jangan takut untuk melakukan hal yang menurut kita terbaik, menikmati segala perjalanan yang telah dilewati, manfaatkan waktu dengan baik dan bangun sinergi untuk memberikan makna dari hidup kita yang singkat. “Pada akhirnya, hidup ini hanya tentang berbagi dan memberi arti bagi sekitar kita,” tegas Dwi.